Minggu, 23 November 2008

Balada Selembar Keset


Nasib apa yang lebih apes dibanding selembar keset? Suratan Takdir membuatnya selalu diinjak-injak, merelakan dirinya ditempeli aneka macam kotoran dari setiap kaki, sepatu, serta sandal siapa saja yang melalui dan singgahinya, tapa pandang bulu…. Sungguh Hina Dina Mariana… J Gak heran jika keset selalu dijadikan perlambang ketertindasan, ketidakberdayaan, dan kepasrahan pada nasib…

Ah.. itu kan cara pandang yang negatif. Harusnya dilihat dari sudut pandang yang lain juga dong…. Apa jadinya sebuah ruangan tanpa keset? Keset adalah lambang budaya dan peradaban… Sehebat itu? Ya, karena hanya masyarakat yang berbudaya dan beradab saja yang butuh keset untuk menjaga agar kebersihan ruang tempat mereka berada tetap terjaga. Clear khan? Lantas, kenapa selembar keset harus selalu tampil muram dan apa adanya?

Di rumah Risang, keset tampil cantik dan sangat eksotis… tidak hanya “tertindas” sebagai penampung kotoran, tapi juga punya tugas bergengsi mempercantik dan meyemarakkan suasana ruangan anda…

Karpet Terbang








“Aduh… jangan kau pusingkan aku dengan Karpet Terbangmu itu deh… kamu tahu khan aku ga’ suka jualan...” Suruh aku bikin design taman untuk rumahmu saja dah..”

Hemmm… betul-betul salah perhitungan aku. Temanku yang satu ini punya profesi yang menurutku ‘Sangat Menikmati Hidup”, dia seorang Arsitek Lansekap. Karena profesinya, dia punya banyak jaringan, dan sering bertemu dengan golongan masyarakat yang menurut perhitunganku adalah pangsa pasar yang bagus untuk produk yang mulai aku coba jual, Karpet Tenun. Betapa tidak, Karpet Tenun adalah salah satu produk yang sangat eksotis, kaya warna, unik, dan fungsional. Sebagai wanita arsitek yang sangat kental dengan dunia seni, saya yakin pesona karpet tenun akan membuat dia mudah terpengaruh dan dengan senang harti mau jadi salah satu mitra pemasaraku yang handal …. Dan ternyata dia menolak! Duh… ternyata gak mudah memulai sebuah usaha…mulai deh semangatku rada kendur dengan pukulan pertama ini.

Tapi sebagai sahabat yang baik, selalu saja ada kata-kata yang membangkitkan semangatku lagi. “Karpetmu bagus, unik, waranya nice…. aku mau dong ambil beberapa yang ukuran sajadah untuk hadiah teman-teman…”, katanya. Tapi maaf ya, jangan suruh aku jualan deh… gak bakat aku…” (Ya deh… Mi… gpp kok, katalognya kamu simpen saja deh, siapa tau ada yang minat ya. Makasih pesenan karpet mininya... ntar aku kirim dehh…)

Seminggu kemudian, Mi teman baikku ini telepon aku . “ Gun… temenku ada yang minat nih sama Karpet Terbangmu tolong kirimkan 10 pcs ya, 3 ijo, 4 maron, 1 biru, 2 violet… “ Wowww…siapa sangka… segera aku siap-siap “terbang” bersama 10 KARPET TERBANGKU ke Ciganjur…

(Buat Mi, mas BS, dan keluarga di Ciganjur, gpp ya ini aku ceritakan ini disini… Dari dulu, kini, dan nanti Insya Allah, kalian adalah sahabatku… terimakasih banyak, kalau gak salah “Aladin” sudah mendarat 5 kali di rumah kalian ngangkut Karpet Terbang, eh, Karpet Tenun yang memang nice ini…